Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Info. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 Mei 2011

!0 Moment Terpenting dalam Perjalanan Karir Oprah Winfrey


Siapa yang tidak kenal dengan wanita yang satu ini? Oprah Winfrey, seorang presenter hebat yang telah memikat jutaan hati penonton yang menikmati acara talkshow. She is The Queen of Talk. Banyak prestasi yang telah dicapainya selama meniti karir. Enam tahun belakangan,  ia berturut-turut masuk dalam daftar 100 orang yang paling berpengaruh di dunia.

Perjalanan karirnya yang sukses juga mewariskan sederet momen yang penting. Mulai dari Michael Jackson mengundang Oprah untuk Neverland. Hingga Tom Cruise memberitahu semua orang dia mencintai Katie Holmes sambil melompat-lompat di atas sofanya. Acaranya, The Oprah Winfrey Show, pertama kalinya mengudara pada tahun1986 dengan judul How to Marry the Man/Woman of Your Choice.

Berikut ini adalah momen penting dalam The Oprah Winfrey Show yang dikutip dari harian The Telegraph dan sumber lainnya.

1988 - Momen ketika Oprah berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 30 kilogram (kg) dalam tempo waktu empat bulan. Ia berdiet ketat. dalam acaranya, Ia membawa lemaknya di kereta dorong untuk ditunjukkan ke depan publik.

1990 - Oprah menangis saat wawancara terhadap Truddi Chase, seorang wanita dengan 92 kepribadian.

1993 - ia berhasil mendatangkan Raja Pop Michael Jackson (MJ) ke studio untuk diwawancarai. Selama 90 menit wawancara MJ mengakui menderita kelainan pigmen kulit. Momen ini ditonton oleh sekitar 62 juta penonton. Setelahnya, Michael Jackson mengundang Oprah ke Neverland. Episode ini ditonton sebanyak 90 juta pemirsa.

1997 - Wanita ini mendatangkan pembawa acara televisi dan aktris Ellen DeGeneres yang bersedia keluar ke publik setelah pengakuannya sebagai seorang lesbian .

2000 - Oprah mewawancarai Nelson Mandela.

2004 - Ratu Chat show secara mengejutkan memberi hadiah kepada 276 pegawai dan penontonnya sebuah mobil Pontiac seharga US$ 28.400

2005 - Tom Cruise melompat ke atas dan bawah di sofa Oprah dan memberitahu semua orang dia mencintai Katie Holmes.

2006 - ia mendatangkan James Frey di 2006 dengan bukunya yang menceritakan tentang kisah pemulihan dirinya dari kecanduan obat. Setelah itu, buku ini menjadi salah satu buku terlaris di AS.

2007 - Oprah membuka sekolah di Afrika Selatan sebagai salah satu kegiatan amalnya lewat Oprah Winfrey Foundation.

2011 -Tentu saja momen berharga terakhir ketika pesta perpisahannya yang penuh dengan linangan air mata. Banyak artis terkenal datang menjadi saksi perpisahan dirinya dengan program talk shownya ini.


Awal Perdebatan Islam dan Negara di Indonesia.


Wacana tentang makna, penafsiran dan fungsi pancasila telah menjadi perdebatansepanjang sejarah perpolitikan Indonesia, setidaknya sejak bangsa ini merdeka, perdebatan ini selalu menjadi aktual di kalangan akademisi dan politisi Indonesia sampai saat ini. Apalagi didorong dengan lahirnya beberapa Partai Islam, permintaan diberlakukannya syariat Islam di Aceh (NAD), munculnya teroris-teroris yang  berkedok Islam, laskar serta organisasi yang bernafaskan Islam kanan, di antaranya Laskar Jihad, Hizbu Tahrer, Jaringan Islamiyah dan Front Pembela Islam (FPI). Selain itu yang paling jelas menjadi indikator perlunya kejelasan relasi Islam dan negara dalam kehidupan berbangsa terlihat pada menguatnya ide-ide pencantuman Syari‘at Islam dalam amandemen UUD 45 setiap ST MPR hasil pemilu 1999.
 
Hal ini juga sering terjadi dalam wacana politik Indonesia di penghujung tahun 1990-an yang juga sibuk memperdebatkan ideologi dan peristiwa-peristiwa politik yang pernah terjadi dalam sejarah bangsa ini, di antaranya mengenai hubungan Islam dan negara, peran ABRI dalam politik, dan bentuk demokrasi yang sesuai dengan negara ini.

    Untuk memperjelas tahap-tahap perjuangan umat Islam Indonesia dalam merespon perdebatan Islam dan negara. M. Rusli Karim membagi menjadi empat tahap. Tahap pertama, 1912 hinggga proklamasi kemerdekaan, tahap kedua 1945-1955, tahap ketiga, 1955-1965 dan tahap keempat 1965 sampai sekarang. Perdebatan ini mulai aktual sejak dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) sebagai upaya persiapan kemerdekaan yang diharapkan, dan telah disetujui oleh pemerintahan Jepang. Hal ini juga dinyatakan dalam pidato Perdana Menteri Kuniaki Koiso kepada Parlemen Jepang pada tahun 1944 yang menjanjikan kemerdekaan Indonesia dalam "waktu dekat".
 
Akan tetapi kalau kita teliti lebih dalam bahwa persinggungan antara Islam dan negara di Nusantara ini sudah berlangsung lama sebelum Indonesia merdeka yakni di bawah tekanan kolonial Belanda dan Jepang, namun demikian untuk melacak isu tentang istilah negara Islam di Indonesia bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena sejauh ini yang diketahui hanyalah pemimpin-pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Surjopronoto dan Dr. Sukiman Wirjosandjojo yang telah mewacanakan suatu kekuasaan atau pemerintahan Islam di akhir tahun 1920-an. Saat itu Surjopronoto menggunakan tema een Islamietsche regeering (Suatu Pemerintahan Islam) sementara Sukiman memakai istilah een eigen Islamietisch bestuur onder een eigen vlag (Suatu kekuassan Islam di bawah benderanya sendiri) semua ini digunakan untuk menciptakan kekuasaan Islam di Indonesia yang substansinya sebagai alat mencapai kemerdekaan
 
Barangkali wacana dan teori tentang Negara Islam ini belum banyak ditulis secara terperinci oleh pemimpin Islam pada saat itu, sehingga dalam sidang BPUPKI pada 1945 wacana ini terkesan begitu aktual diperdebatkan karena secara resmi peristiwa ini muncul pertama kalinya dalam panggung politik Indonesia.

Kamis, 19 Mei 2011

12 Lagu Anak-anak Yang Menyesatkan !


Di waktu sekarang, lagu anak anak tidaklah setenar jaman semuda saya dulu. Waktu kecil, beberapa channel di TV bahkan menyediakan acara khusus yang memutarkan lagu lagu anak contohnya acara Tralala Trilili, Dunia Anak, dll. ada beberapa lagu populer sepanjang masa kaya' Balonku dan Bintang Kecil yang seakan sudah wajib diajarkan ke anak-anak.  Ternyata di antara lagu anak-anak yang populer tersebut, ada yang banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. 
Berikut buktinya:

1. “Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu.. merah muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!” Perhatikan warna-warna kelima balon tsb., kenapa tiba2 muncul warna hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!

2. “Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang… kalo berjalan prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!” Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)… kalo berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek.. srek..” itu baru sesuai dg kondisi pedang panjangnya!

3. “Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..” Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

4. “Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali.. kiri kanan kulihat saja.. banyak pohon cemara.. 2X” Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau ngapain, bisanya cuma noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

5. “Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma.. ayo kawanku lekas naik.. keretaku tak berhenti lama” Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur Jakarta- Bandung dan Jakarta-Surabaya!

6. “Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2 sepanjang hari dg tak jemu2.. mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. li..li..” Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. cuit..! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang, bukan burung!

7. “Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum susu..”
Ini jelas lagu dewasa dan untuk konsumsi anak2! karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya minum susu!

8. “nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk”
Anak2 indonesia diajak tidur dgn lagu yg “mengancam”

9. “Bintang kecil dilangit yg biru…”
Bintang khan adanya malem, lah kalo malem bukannya langit item?

10. “Ibu kita Kartini…harum namanya.”
Namanya Kartini atau Harum?

11. “Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. naik delman istimewa kududuk di muka.”
Nah,gak sopan khan..

12. “Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun kita…”
kalo mau nanam jagung, ngapain nyangkul dalam-dalam.

retrieved from 

Minggu, 15 Mei 2011

KONSTRUKSI TES OBYEKTIF JENIS ISIAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB



A.  Pengertian Tes obyektif

Tes ini dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (Short answer test), tes “ ya-tidak”, dan tes model baru (New type test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (Items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata-kata atau symbol-simbol tertentu pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan.

B.  Penggolongan Tes Obyektif

Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar , yang dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:

1.   Tes obyektif bentuk Benar-Salah (True-False Test).

Tes ini dikenal dengan istilah tes obyektif bentuk “benar-salah” atau tes obyektif “ya-tidak”. Tes ini adalah salah satu bentuk tes obyektif dimana butir-butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan (Statement). Tes obyektif ini bentuknya adalah kalimat atau pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban ya atau tidak.

Keunggulan Tes Obyektif Bentuk True-False, yaitu:

a.   Pembuatannya mudah.

b.   Dapat dipergunakan berulang kali.

c.   Dapat mencakup bahan pelajaran yang luas.

d.   Tidak terlalu banyak memakan lembaran kertas.

e.   Bagi testee, cara mengerjakannya mudah.

f.    Bagi tester, cara mengoreksinya juga mudah.

Adapun Kelemahannya, yaitu:

a.   Tes obyektif bentuk true-false membuka peluang bagi testee untuk berspekulasi dalam memberikan jawaban.

b.   Sifatnya amat terbatas, dalam arti bahwa tes tersebut hanya dapat mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali saja. Jadi sifatnya hanya hafalan.

c.   Pada umumnya tes obyektif jenis ini reliabilitasnya rendah, kecuali apabila butir-butir soalnya dibuat dalam jumlah yang banyak sekali.

d.   Dapat terjadi bahwa butir-butir soal tes obyektif jenis Ini tidak bisa dijawab dengan dua kemungkinan saja, yaitu betul atau salah, contoh:

B-S : Tes obyektif lebih baik daripada tes subyektif.

B-S : Ilmu Pengetahuan Sosial lebih berguna untuk dipelajari ketimbang Ilmu Pengetahuan Alam.

2.   Tes obyektif bentuk Menjodohkan (Matching Test).

Tes ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan dan tes mempertandingkan.

Cir-ciri Tes Obyektif bentuk Matching sebagai berikut:

a.   Tes tediri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban.

b.   Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupaka pasangan, atau merupakan “jodoh” dari pertanyaannya.

Keunggulan Tes Obyek Bentuk Matching, sebagai berikut:

a.   Pembuatannya mudah.

b.   Dapat dinilai dengan mudah, cepat dan obyektif.

c.   Apabila tes jenis ini dibuat dengan baik, maka factor menebak praktis dapat dihilangkan.

d.   Tes jenis ini sangat berguna untuk menilai berbagai hal, misalnya:

-     Antara problem dan penyelesaiannya.

-     Antar teori dan penemunya.

-     Antara sebab dan akibatnya.

-     Antar singkatan dan kata-kata lengkapnya.

-     Antara istilah dan definisinya.

Kelemahan Tes Obyektif Bentuk Matching, sebagai berikut:

a.   Matching tes cenderung banyak mengungakap aspek hafalan atau daya ingat saja.

b.   Karena mudah disusun, maka tes jenis ini acapkali dijadikan pelarian bagi pengajar, yaitu dipergunakan kalau pengajar tidak sempat lagi untuk membuat tes bentuk lain.

c.   Karena jawaban yang pendek-pendek,  maka tes jenis ini kurang baik untuk mengevaluasi pengertian, dan kemampuan membuat tafsiran (Interpretasi).

d.   Tanpa disengaja, dalam tes jenis ini sering menyelinap atau masuk hal-hal yang sebenarnya kurang perlu untuk diwujudkan.

3.   Tes obyektif bentuk Melengkapi (Completion Test).

Tes ini sering dikenal dengan istilah tes melengkapi atau menyempurnakan.

Ciri-ciri tes obyektif bentuk completion adalah:

a.   Tes tersebut terdiri ats susunan kalimat yang bagian-bagiannya sudah dihilangkan.

b.   Bagian-bagian yang dihilangkan itu diganti dengan titi-titik (………..).

c.   Titik itu harus di isi atau dilengkapi atau disempurnakan oleh testee dengan jawaban –( yang oleh tester)—telah dihilangkan.

Keunggulan tes obyektif bentuk  completion, adalah :

a.   Tes model ini sangat mudah penyusunannya.

b.   Jika dibandingkan dengan tes obyektif bentuk fill in, tes ini lebih menghemat tempat(menghemat kertas).

c.   Jika bahan yang disajikan cukup banyak dan beragam, maka persyaratan komperhensif dapat dipenuhi oleh tes model ini.

d.   Tes ini dapat digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja.

Kekurangan tes obyektif bentuk completion adalah:

a.   Pada umumnya tester lebih cenderung menggunakan tes model ini untuk mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja.

b.   Dapat terjadi bahwa butir-butir item kurang relevan untuk diujikan.

c.   Karena pembuatannya mudah, sehingga tester sering kurang hati-hati dalam menyusun kalimat soalnya.

4.   Tes obyektif bentuk Isian (Fill In Test).

Tes ini biasanya berbentuk cerita atau karangan . Kata-kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa diantaranya dikosongkan, sedang tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu.

Keunggulan :

a.   Dengan menggunakan tes ini, maka masalah yang diujikan tertuang secara keseluruhan dalam konteksnya.

b.   Butir-butir tes ini berguna sekali untuk mengungkap pengetahuan testee secara utuh mengenai suatu bidang.

c.   Cara penyusunan itemnya mudah.

Kelemahan:

a.   Tes ini cenderung lebih banyak mengungkap aspek pengetahuan atau pengenalan saja.

b.   Jika  tes tertuang dalam bentuk cerita, maka tes ini umumnya banyak memakan tempat.

c.   Tes ini sifatnya kurang komperhensif karena hanya dapat mengungkap sebagian saja dari bahan yang seharusnya diteskan.

d.   Terbuka peluang bagi testee untuk bermain tebak terka.

5.   Tes obyektif bentuk Pilihan Ganda (Multiple Choice Item Test).

Tes ini sering dikenal dengan istilah tes obyektif bentuk pilihan ganda, yaitu salah satu bnetuk tes obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau perntyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang telah disediakan.

Tes ini dikatakan objektif karena para siswa tidak dituntut merangkai jawaban atas dasar informasi yang dimilikinya seperti pada tes esay. Pada tes jenis ini, jawabab pada umumnya sudah disediakan atau sudah diarahkan dan lebih bersifat pasti.

Secara garis besar tes objektif dapat dibedakan menjadi tiga kelompok:

a.   Tes jawaban bebas atau jawaban terbatas, mengungkapkan kemauan siswa

b.   Tes melengkapi mengungkap kemampuan siswa dengan memberikan spasi atau ruang kosong untuk diisi dengan jawaban (kata) yang tepat.

c.   Tes asosiasi, mengungkap kemampuan siswa dengan menyediakan spasi yang diisi dengan satu jawaban atau lebih, dimana jawaban tersebut masih memiliki keterkaitan dan bersifat homogen antara satu dengan lainnya.

Kemiripan dari ketiga tes di atas adalah :

1.   Masing-masing tes memerlukan hafalan dari para siswa.

2.   Masing-masing menuntut jawaban singkat dari para siswa.

3.   Masing-masing tes pada umumnya direncanakan untuk mengungkap pemikiran siswa tentang materi pembelajaran yang dikategorikan sebagai definisi atau batasan, pengetahuan tentang fakta dan prinsip-prinsip pengetahuan.

Perbedaan dari ketiga tes di atas terutama dilihat dari format atau bentuk tesnya. Tes jawaban singkat atau bebas merupakan yang item-itemnya dibuat dalam bentuk pertanyaan. Tes melengkapi bentuk itemya memiliki satu spasi atau ruang kosongdan harus dijawab siswa, dan tes asosiasi memiliki ruang kosong yang diisi dengan jawaban yang memiliki kaitan satu dengan lainnya.

Tes objektif jenis isian ini masih berkaitan dengan tes esai, karena tes ini masih menuntut jawaban bebas dan singkat dari para siswa. Namun, karena tes tersebut hanya memberikan kesempatan kepada siswa menjawab dengan satu kata dan biasanya telah terikat dalam definisi, fakta, dan atau prinsip-prinsip pengetahuanmaka tes tersebut disebut sebagai tes objektif jenis isian.

 

Kamis, 05 Mei 2011

Studying English in an English-speaking country is the best but not the only way to learn the language

In this global era, English is considered as an international communication media. There is a dozen of ways to facilitate us in studying English, one of which is by studying in an English-speaking country like America or British.

For some people, it is likely adequate to study English in a short course for several months as long as they are willing to work hard. All they need to do here are about practice. They do not have to wait for the chance to go abroad comes in order to practice speaking English only. There are a lot of people who can speak English fluently without going to the English-native country, so basically studying English according to them is not something so complicated because it can be applied everywhere as the fact that English language has widely been used in most countries.

However, since the language is not only a fluent speaking but also a cultural understanding, to study English in native-speaking country is still much better because it will give the students a more natural atmosphere in the process of language acquisition. The native environment will bring an ease to the students in learning English. They will know how to apply an accepted language in interacting with the society.

As the conclusion, although there are many ways to study English but studying this language in an English-speaking country is the best because it has a natural environment supporting the process of English learning.

Rabu, 04 Mei 2011

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Kelas


Dalam pengertian yang kedua ini, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi perwujudan pengelolaan kelas yaitu :

a. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas seperti pengertian diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang bermoral.

Pada sekolah madrasah Ibtida’iyah, kurikulum pada tingkat MI harus dirancangkan untuk untuk memungkinkan diselenggarakannya kegiatan kelas dalam memenuhi kebutuhan melakukan eksplorasi dan ekspenmentasi guna memeberikan pangalaman intelektual dan social yang terpadu dalam rangka realisasi diri. Oleh karena itu disamping aspek materi pengetahuan diperlukan program kelas untuk memenuhi perbedaan minat bakat dan kemampuan murid. Program tersebut dapat dilakukan melalui aspek-aspek kependidikan dibidang kesenian termasuk kesejahteraan keluarga, tekhnik, olahraga, kepramukaan dan kesehatan pada kelas-kelas terakhir sekolah menengah tingkat atas programnya harus dirancangkan untuk membantu anak-anak mewujudkan diri dalam memasuki masyarakat sebagai orang dewasa. Program itu antara lain harus diarahkan untuk memeberikan keterampilan tertentu guna memasuki lapangan kerja tingkat menengah atas disamping program untuk memeprsiapkan para remaja agar menjadi warga Negara yang memahami dan mampu menjalankan hak dan kewajibannya.

b. Gedung dan Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat beruabh. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.

c. Guru
Hadari Nawawi menyatakan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang bertanggung jawab dalam memebnatu anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
d. Murid
Murid sebagai unsur kelas memiliki perasaan kebersamaan (Sense Of kolektive) merupakan kondisi yang sangat penting artinya bagi terciptanya kelas yang dinamis. Oleh karena , setiap murid harus memiliki perasaan diterima (Sense of membershif) terhadap kelasnya agar mampu ikut serta dalam kegiatan kelas. Perasaan inilah yang akan menumbuhkan rasa tanggung jawab (Sense of respsibility) terhadap kelasnya.

e. Diamika kelas
Kelas adalah kelompok sosial yang dinamis yang harus dipergunakan oleh setiap wali atau guru kelas untuk kepentingan murid dalam proses kependidikannya. Dinamika kelas pada dasarnya berarti kondisi kelas yang diliputi dorongan untuk aktif secara terarah yang dikembangkan melalui kretifitas dan inisiatif murid sebagai suatu kelompok, untuk itu setiap wali atau guru kelas harus berusaha menyalurkan berbagai saran, pendapat, gagasan, keterampilan, potensi dan energi yang dimiliki murid menjadi kegiatan-kegiatan yang berguna. Dengan demikian kelas tidak akan berlangsung secara statis, rutin dan membosankan.

Selasa, 03 Mei 2011

Analysis of the lexical meaning of An Original Soundtrack of Little Mermaid Movie titled ‘Under The Sea’


A.    The Song Lyrics
Listen it
We’re the animal sea
Check it out
The seaweed is always greener
In somebody else's lake
You dream about going up there
But that is a big mistake
Just look at the world around you
Right here on the ocean  floor
Such wonderful things surround you
What more is you lookin' for?

Under the sea (2x)
Darling it's better
Down where it's wetter
Take it from me
Up on the shore they work all day
Out in the sun they slave away
While we devotin'
Full time to floatin'
Under the sea

Down here all the fish are happy
As off through the waves they roll
The fish on the land ain't happy
Being the slave of the chef
And chef has been prepared the cooking and dining set   
They sad 'cause they’re  in their bowl
But fish in the bowl is lucky
They in for a worser fate
One day when the boss get hungry
Guess who's gonna  be on the plate

Under the sea (2x)
Nobody beat us
Fry  us and eat us
In fricassee
We what the land folks loves to cook
Under the sea we off the hook
We got no troubles (difficult situation, worry)
We got no problems
Life is the bubbles
Under the sea
Under the sea
Since life is sweet here
We got the beat here
Naturally
Even the sturgeon an' the ray
They get the urge  'n' start to play
We got the spirit
You got to hear it
Under the sea

Oh, yeah…prepare your musical instrument!
The newt play the flute
The carp play the harp
The plaice play the bass
And they soundin' sharp
The bass  play the brass
The chub play the tuba
The fluke is the duke of soul
(Yeah)
The ray he can play
The lings on the strings
The trout  rockin' out
The blackfish  she sings
The smelt  and the sprat
They know where it's at
An' oh that blowfish blow

Under the sea (2x)
When the sardine
Begin the beguine
It's music to me
What do they got? Too lot of sand
we got a hot crustacean band
Each little clam here
know how to jam here
Under the sea
Each little slug here
Cuttin' a rug here
Under the sea
Each little snail here
Know how to wail here
That's why it's too hot
Under the water
Ya we in luck here
Down in the muck here
Under the sea

B.    The Analysis
1.    Denotation
Denotation is the meaning of word which is primarily refers to the real world and this is often the definition that is given in dictionary.

2.    Connotation
Connotation arise as words become related with certain characteristic of item to which they refer, or the association of positive or negative feelings to which they evokes, which may or may not be indicated in the dictionary definition. The positive connotation in the lyrics is ‘muck’, in the lyric ‘Down in the muck here’, the dictionary definition of ‘muck’is ‘the condition that is unpleasant’, but here the meaning of ‘muck’ is the condition which even live under the sea with all creatures there is very noisy but it makes them happy because they always have fun together.

3.    Ambiguity
     A word or a sentence is ambiguous if it can be undrstood or interpreted in more than one way (Fromkin et.al, 1990). The different words having same form or pronunciation may cause ambiguity among listeners or readers who do not pay attention to their context carefully. Among the different words having same form or pronunciation are:
a.     Homonyms (different words having same form)
·    slave ( a person who is legally owned by another person)
       slave (work very hard)   
·    bass (an electric guitar that plays very low note)
   bass ( a sea or freshwater fish that is used for food)
·    slave ( a person who is legally owned by another person)
slave (work very hard)   
·    bass (an electric guitar that plays very low note)
bass ( a sea or freshwater fish that is used for food)
b.    Homophones (different word which are pronounced the same)
·    To (used before the base form of a verb to show that the verb is the infinitive. The infinitive is used after many verbs and also many nouns and adjectives)
        Too (used before adjectives and adverbs to say that sth is more that is good, necessary,   possible)

4.    Antonym
The word antonym derives from the Greek root anti- (‘opposite’) and denotes oposition in meaning. In contrast to synonymy and hyponymy, antonymy is a binary relationship that can characterize a relationship between only two words at a time. Terms A and B are antonyms if, when A describes a referent, B cannot describe the same referent, and vice versa. The antonyms found in this song lyrics are:
·    happy (feeling or showing pleasure) >< sad (uhappy or showing unhappiness)
·    up (moving upwards) >< down (to force something down)
·    land (the surface of the earth that is not  sea) >< sea (the salt water that covers most of the earth’s surface and surrounds its continents and island)   

5.    Synonym
Two words are said to be synonymous if they mean the same thing. To addres the notion of synonymy more formally, we can say that term A is synonymous with term B if every referrent of A is a referent of B and vice versa. The synonyms found in this song lyrics are:
·    listen = hear (to be away of sounds by your ears or to pay attention to somebody/something that you can hear)
·    ocean = sea (the mass of salt water that covers most of the earth’s surface and surrounds its continents and island)
·    troubles = problems (difficult situation, worry)   
·    slug = snail (a small soft creature, with or without a hard round shell on its back, that moves very slowly and often eats garden plants )



6.    Hyponymy
A hyponym is a subordinate, specific term whose referent is included in the referent of a superordinate term and the relationship between each of the lower term (hyponym) and the higher term (superordinate) is called hyponymy.
·    cook (to prepare food by heating it, for example by boliling, baking or frying it) is superordinate of fry (to cook something in hot fat or oil)
·    fish is superordinate of :
a.    sturgeon (a large sea and freshwater fish that lives in nothern region . Strurgeon are used for foods and the eggs (called caviar) are also eaten)
b.    ray ( a seafish with a large broad flat body and long tail that is used for food)
c.   carp (a large freshwater fish that is used for the food)
d.   plaice ( a flat sea fish that is used for food)
e.   bass ( a sea or freshwater fish that is used for food)
f.    chub (a freshwater fish with athick body)
g.   fluke (a flat fish)
h.   ray ( a sea fish with a large broad flat body and long tail that is used for food)
i.    trout (a common freshwater fish that is used for food. There are several types of trout: rainbow trout, trour fishing)
j.    blackfish (a fish in a black coloured)
k.   smelt (a small fish bait)
l.    blowfish
n.   sprat (a very small European sea fish that is used for food)
o.   sardine (a small young sea fish that is either eaten fresh or preserved in tins/cans)
·    animal is superordinate of:
a.    fish (sturgeon, ray, carp, plaice, bass, chub,  fluke, ray, trout, blackfish, smelt blowfish, sprat, sardine)
b.    crustacean (any creature with a soft body that is divided into sections, and a hard outer shell. Most crustaceans live in water)
c.    clam (a shellfish that can be eaten. It has a shell in two parts that can open and close) 
d.    slug (a small soft creature, a snail with without a shell, that moves very slowly and often eats garden plants )
e.    snail (a small soft creature with a hard round shell on its back, that moves very slowly and often eats garden plants)
f.    newt (a small animal with short legs, a long tail and a cold blood, that lives both in water and on land)
·    dining set is superordinate of:
a.    bowl (a deep round dish with a wide open top, used specially for holding food or liquid)
b.    plate (a flat, usually round, dish that you put on)   
·    musical instrument is superordinate of:
a.    flute ( a musical instrument of the wood-wind group shaped like a tin pipe. The player holds it sideways and blows across a hole at one end)
b.    bass (an electric guitar that plays very low note)
      c.    harp (a large musical instrument with strings streched on vertical frame, played with the fingers)
d.    brass (the musical instrument made of metals, such as trumpets or french horns, that form a band or section of an orchestra)
e.    tuba ( a large brass musical instrument that you play by blowing, and that produces low notes)

7.  Polysemy
Polysemy (or multiple meaning) is a property of single lexemes; and this is what differentiates it, in principles, from homonymy.

EYL; Characteristics of Young Learner


     The art of teaching is essentially an art to evoke the natural curiosity of young minds (Anatole France, 20th century).

Young Learners (YLs) refer to children from the ages of four to twelve. Increasingly, though, children as young as three are being formally introduced to English as a foreign language. According to Sarah Phillips (1993), young learners are children from the first year of formal schooling (five or six years old) to eleven or twelve years of age. However, as any children's teacher will know, it is not so much the children's age that counts in the classroom as how mature they are. There are many factors that influence children's maturity: for example, their culture and environment (city or rural), sex, the expectations of their peers and parents.

Young children do not come to the language classroom with empty hand. They bring a well-established set of instincts, skills and characteristics which will help them to learn another language. We need to identify those and make the most of them. For example, children characteristics are curious, outspoken, active, inquisitive nature, and like to move around.
While they are skilled in:
- being very good at interpreting meaning without necessarily understanding the      individual words;
- having great ability in using limited language creatively;
- frequently learning indirectly rather than directly;
- taking great pleasure in finding and creating fun in which they do;
- creating  a ready imagination.

Senin, 02 Mei 2011

Communication by Written language


Written language is used in formal form and informal form. In formal form of written language,  you must follow the characteristic of writing, like when you  write a paper or letters. When you write in informal forms like on chatting and sending sort message, there is no penalty for spelling and punctuation errors. 

To write speech communication, please try not to use words you are not comfortable pronouncing or do not know the meaning of because it can lead to a less fluently delivered speech. Written texts are typically not perceived and interpreted at the same times and places. The written texts can be used in different ways, re-employed, duplicated, distributed to particular persons or groups in new situations, and these activities can be regarded as proper communicative acts. A written text and its components parts (letters, words, sentences, and paragraphs) have the character of objects; they are persistent but not temporally organized.

 Characteristics of Written Language
a.    Vocabulary
In both of languages always need vocabulary, but in writing neede letters, words, sentences, and paragraphs.
b.    Grammar
Grammar is always being needed in any kinds of language even in writing or speech even less in written language.
c.    Punctuation
There must be punctuations in written language that the use is the same with intonation in spoken language.

Minggu, 24 April 2011

Sejarah NII dan Ideologinya


Akhir-akhir ini, masyarakat kita kembali digemparkan dengan aksi pencucian otak terhadap  mahasiswa. Diduga bahwa gerakan NII berada dibalik kejadian tersebut. Keberadaan gerakan ini kembali menjadi sorotan setelah ditemukan beberapa mahasiswa hilang.
 
Nah, apa sih NII itu? 
Buat kalian yang baru tahu keberadaannya, NII (Negara Islam Indonesia) adalah gerakan politik yang didirikan oleh  Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada 7 Agustus 1949 di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Gerakan ini menginginkan Indonesia berideologi Islam. Mereka mengklaim bahwa sejak perang dengan Belanda, indonesia sudah menjadi sebuah negara Teokratis yang berlandaskan hukum Islam sehingga diwajibkan bagi negara untuk merumuskan suatu hukum yang bersumber dari syariat agama Islam.

Dalam perkembangannya, NII ini sebenarnya bersikap anti komunis dan juga anti kapitalis. NII menjamin kebebasan beribadat bagi yang non-muslim, tetapi memutuskan hukukuman mati bagi berbagai tingkat kemurtadan dan kemunduran iman oleh kaum Muslimin.

Adapun menurut peneliti Terorisme Indonesia, Noor Huda Ismail, NII sekarang cenderung ambisius alias menghalalkan cara demi mewujudkan harapan terbentuknya negara islam yang diidam-idamakan. Para perekrut anggota gerakan NII saat ini juga sudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman untuk menutupi pergerakan mereka dari aparat penegakan hukum di Indonesia